Nurina Maulida Ulya, siswa kelas X-6

Semarang, 24 Juli 2025 — Ketika semangat bertemu dengan disiplin, dan kerja keras bersanding dengan tekad, maka hasilnya bukan hanya sekadar prestasi—tetapi kebanggaan yang menginspirasi. Hal inilah yang ditunjukkan oleh Nurina Maulida Ulya, siswi kelas X-6 SMA Negeri 14 Semarang, yang berhasil mempersembahkan medali emas untuk Indonesia dalam Kejuaraan Pencak Silat Internasional Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) 2025 yang digelar pada 10 hingga 13 Juli 2025 di Jakarta.

Di tengah gegap gempita para pesilat dari berbagai negara, Nurina tampil percaya diri, kuat, dan elegan. Ia bukan hanya bertanding; ia membuktikan bahwa pelajar Indonesia mampu bersinar di panggung internasional. Dengan teknik yang cemerlang, keberanian tanpa ragu, serta mental yang kokoh, Nurina melewati setiap babak pertandingan seperti seorang pendekar sejati. Setiap geraknya bukan hanya strategi, melainkan seni yang mencerminkan budaya dan karakter bangsa.
Kejuaraan yang diselenggarakan oleh Kemenpora ini merupakan ajang bergengsi yang mempertemukan para atlet muda dari berbagai negara di Asia dan sekitarnya. Tak sekadar tentang kemenangan, ajang ini menjadi momentum memperkuat identitas budaya Indonesia—dan Nurina berdiri sebagai salah satu wajah dari semangat itu.

Nurina dan Medali yang Berbicara tentang Mimpi
“Saya tidak pernah menyangka bisa sejauh ini, tapi saya percaya pada latihan, doa, dan dukungan orang-orang di sekitar saya,” tutur Nurina dengan mata berbinar dan senyum penuh haru ketika ditemui di sela acara penyambutan di sekolah.
Nurina mengungkapkan bahwa perjalanan menuju kemenangan ini bukan jalan mulus. Ia harus membagi waktu antara belajar dan latihan fisik yang berat, menghadapi cedera ringan, dan tetap menjaga semangat saat mental diuji.
“Saya ingin teman-teman tahu, bahwa mimpi itu gratis—tapi mewujudkannya butuh usaha yang tidak main-main. Jangan takut mencoba. Gagal itu biasa, yang penting jangan berhenti.”
Pesan yang sederhana namun mengandung kekuatan luar biasa dari Nurina menjadi motivasi bagi teman-temannya di sekolah, bahwa setiap siswa memiliki peluang untuk bersinar—asal tidak pernah menyerah.

Kepala SMA Negeri 14 Semarang, Ibu Aniek Windrayani, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas pencapaian Nurina yang dianggap bukan hanya sebagai prestasi individu, tetapi juga cerminan kualitas pendidikan karakter di sekolah.
“Prestasi Nurina adalah simbol bahwa pendidikan tidak hanya berbicara tentang nilai rapor, tetapi juga tentang nilai kehidupan. Kami percaya bahwa setiap anak memiliki potensi luar biasa. Tugas kami sebagai pendidik adalah menyalakan obor semangat itu, dan Nurina telah membuktikannya dengan luar biasa,” ujarnya dengan penuh bangga.

Ibu Aniek juga menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, mulai dari guru, orang tua, hingga komunitas sekolah dalam membangun ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan siswa.
Pencak silat bukan sekadar olahraga bela diri—ia adalah seni, warisan, dan jati diri bangsa. Melalui pencak silat, para generasi muda tidak hanya belajar teknik pertahanan diri, tetapi juga nilai kesopanan, ketekunan, dan rasa hormat. Nurina tumbuh dalam semangat itu. Setiap jurus yang ia tampilkan di atas matras bukan hanya tentang teknik, tapi juga tentang karakter. Ia bukan hanya membawa medali, tetapi membawa cerita tentang budaya, perjuangan, dan harapan.

Bapak Yuli Agus Setyawan, S.Pd., selaku Tim Humas SMA Negeri 14 Semarang, turut memberikan pernyataannya mengenai prestasi yang membanggakan ini.
“Kami sangat bangga dan terharu melihat Nurina berdiri di podium tertinggi, membawa nama Indonesia, dan nama SMA Negeri 14 Semarang. Ini bukan hanya tentang kemenangan dalam kejuaraan, tetapi kemenangan dalam membuktikan bahwa sekolah kami adalah tempat lahirnya generasi emas yang siap bersaing secara global,” jelasnya.

Beliau juga menambahkan bahwa pencapaian ini tidak boleh berhenti di sini. Sekolah akan terus mendorong pembinaan minat dan bakat siswa di berbagai bidang agar semakin banyak Nurina-Nurina lain yang lahir dan bersinar.

Prestasi Nurina diharapkan menjadi titik awal dari gelombang semangat berprestasi di lingkungan SMA Negeri 14 Semarang. Sekolah berkomitmen untuk memberikan ruang seluas-luasnya kepada siswa dalam mengembangkan potensi, baik di bidang akademik maupun non-akademik.
Dalam waktu dekat, Nurina juga dijadwalkan akan berbagi pengalaman dan tips latihan kepada teman-teman satu angkatannya dalam sesi “Inspirasi Juara”, sebuah program internal sekolah untuk memupuk semangat juang dan mental kompetitif sejak dini.

Nurina Maulida Ulya telah membuktikan bahwa ketika mimpi digenggam dengan kuat, dan dijalani dengan kerja keras, maka langit pun bukan batasnya. Di tengah riuhnya dunia yang terus berubah, prestasi seperti ini adalah pengingat bahwa pelajar Indonesia mampu menjadi agen perubahan, pembawa nama baik bangsa, dan inspirasi bagi generasi berikutnya.

SMA Negeri 14 Semarang tidak hanya mencetak siswa—tetapi membentuk karakter, membangun mimpi, dan membuka jalan menuju dunia yang lebih besar. Dan di sanalah, Nurina berdiri tegak, sebagai wajah dari harapan dan bukti bahwa dari sekolah negeri di sudut kota, bisa lahir juara dunia.


Penulis:
Yuli Agus Setyawan, S.Pd.
Tim Bidang Humas SMA Negeri 14 Semarang
Editor:
Yuli Agus Setyawan, S.Pd.
Tim Dokumentasi Bidang Humas SMA Negeri 14 Semarang