Semarang (22/08/2023). SMA Negeri 14 Semarang menggelar acara workshop Sekolah Ramah Anak bagi semua wali siswa kelas X. Berbekal aturan Permendikbud nomer 46 tahun 2023 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan, semua komponen sekolah mulai dari Kepala Sekolah, Guru, Komite sekolah, dan beberapa orang tua atau wali kelas X sepakat untuk menyamakan persepsi dalam membimbing anak.
Kepada hadirin undangan, Ibu Aniek Windrayani, S.Pd., M.Pd, Kepala SMA Negeri 14 Semarang, menyampaikan bahwa sekolah perlu untuk memberikan sosialisasi tentang sekolah yang ramah anak untuk memberikan gambaran tentang bagaimana mendampingi anak sesuai dengan perkembangan zamannya.
“Sosialisasi ini cukup penting untuk menyamakan persepsi antara sekolah dan orang tua dalam membimbing anak serta sinergi pendampingan, mengingat 1/3 waktu anak di sekolah dan selebihnya di rumah.” Menurut bu Aniek.
Didampingi oleh pakar yang tepat, kegiatan sosialisasi menyita banyak perhatian dari tamu undangan dimana Ibu Cicilia Tanti Utami, MA, Psikolog (Dosen Fakultas Psikologi UNIKA) menekankan tentang bagaimana orang tua mensikapi anak sebagai generasi yang lahir dari perkembangan teknologi yang pesat dan gadget sebagai sumber informasi.
“Kita sebagai orang tua perlu untuk memberikn cinta yang cukup kepada anak sehingga terbentuk anak yang tangguh dan kuat dari berbagai pengaruh negatif media sosial.” Imbuhnya.
Kegiatan yang berlangsung di hari Selasa, 22 Agustus 2023 memantik tentang “Generasi strawberry menjadi generasi milenial yang beradab”. Merespon acara tersebut, Ibu Sri Mulyaningsih, Guru BK SMA Negeri 14 Semarang berpendapat bahwa Sekolah ramah anak memiliki karakteristik mampu melindungi hak-hak anak serta menjadi garda terdepan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada anak.
Baginya, “Sekolah Ramah Anak harus mendukung pemenuhan hak dasar anak untuk mendapat pendidikan yang layak.”
Kedepannya, Kepala SMA Negeri 14 Semarang akan terus berupaya mensosialisasikan Sekolah Ramah Anak secara masif kepada seluruh warga sekolah sebagai aset sumber daya manusia untuk mengurangi kekerasan di sekolah, sekaligus mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaannya.
Penulis : Mustianah, S.Psi Guru BK SMA Negeri 14 Semarang