Oleh
Dwi jumyanto , S.Pd
Guru PJoK SMA Negeri 14 Semarang
Bermain sepak bola adalah olah raga yang sangat merakyat dan sangat disukai dari semua umur baik dari yang tua sampai yang anak-anak .sepak bola sangat menyenangkan dan olahraga yang tidak terlalu banyak menggunakan uang. Permainan sepak bola dimainkan 11 orang dimana 1 orang sebagai penjaga gawang. Permainan sepak bola itu sederhana, pola permainan hanya menyerang, bertahan dan menyusun strategi. Keahlian dan ketrampilan pemain tampak jelas, kemampuan membawa bola , menggiring bola, merebut bola, mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh individu.
Unsur kebugaran jasmani yang sangat dibutuhkan oleh pemain sepakbola adalah kelincahan dan kecepatan, sedangkan kelincahan dan kecepatan peserta didik di SMAN 14 Semarang masih kurang. Malas bergerak menjadi masalah yang utama pada generasi muda saat ini. Belajar kelincahan dan kecepatan memerlukan kondisi fisik yang baik, sedangkan beberapa peserta didik memiliki Tingkat kondisi fisik terutama kelincahan dan kecepatan masih kurang. Pembelajaran PJOK yang masih monoton membuat peserta didik kurang aktif bergerak.
Kelincahan dan kecepatan pemain yang bagus dalam menggiring bola tentu mudah melewati halangan lawan dan tidak mudah dilewati lawan. Berdasarkan apa yang saya tulis di atas, dalam cabang olah raga sepak bola menarik untuk dikaji bersama sehingga perkembangan sepak bola yang ada di SMAN 14 Semarang semakin diminati. Masalah khusus yang menarik untuk dibahas berjudul “Belajar Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain Sepak Bola Pada Peserta didik XI SMA N 14 Semarang tahun pelajaran 2022/2023.”
Tujuan penulis membahas pada artikel ini adalah untuk mengetahui peningkatan kondisi fisik terutama kelincahan dan kecepatan dalam bermain sepak bola pada peserta didik. Adakah pengaruh motivasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola pada peserta didik. Penulis mengharapkan hasil belajar pada peserta didik dapat memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Motivasi pada kegiatan pembelajaran PJOK lebih meningkat. Mengembangkan model pembelajaran yang diperlukan pada kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Artikel ini diasumsikan bahwa model pembelajaran dapat lebih bermanfaat dan diperuntukkan untuk peserta didik kelas XI di SMAN 14 Semarang tahun ajaran 2022/2023. Materi yang disampaikan adalah permainan sepak bola.
Penggunaan model pembelajaran bermain dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk menguasai kelas, melaksanakan kegiatan tertentu seperti bermain yang menyenangkan. Keahlian menguasai kelas harus dimiliki oleh guru, setelah menguasai kelas guru dapat mengolah kondisi fisik yang diinginkan. Peserta didik diberi kesempatan melakukan belajar kondisi fisik terutama kelincahan dan kecepatan yang dapat bermanfaat untuk peserta didik tersebut. Model pembelajaran bermain ini sangat efektif menolong peserta didik mencari jawaban atas pertanyaan seperti Bagaimana Prosesnya? Terdiri dari unsur apa? Cara mana yang paling baik? Bagaimana dapat diketahui kebenarannya? Melalui pengamatan induktif.
Menumbuhkan motivasi peserta didik pada kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan kondisi fisik terutama kelincahan dan kecepatan. Mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca di dalam buku , karena peserta didik memperoleh gambaran yang jelas atau eksperimen. Masalah yang menimbulkan pertanyaan pada peserta didik dapat dijawab lebih teliti waktu proses eksperimen. Bila peserta didik turut aktif bereksperimen maka ia akan memperoleh pengalaman- pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan dan memperoleh pengakuan dan pengharapan dari lingkungan sosial.
Kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan seluruh pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran bermain memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar peserta didik. Penerapan model pembelajaran bermain mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban peserta didik yang menyatakan bahwa peserta didik tertarik dan berminat dengan model pembelajaran bermain sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.